Mengabdi Pada Kekayaan
07.52
0
saat ini kita hidup dibilik jaman yang serba instan. Kebersamaan lebih banyak dinilai dengan kepentingan yang sifatnya juga sesaat. Kemanusiaan semakin memperihatinkan. Persaudaraan dan persatuan hanya terdengar ketika dimana-mana terjadi demonstrasi besar. Rakyat disuruh bersabar, ketika satu diantara mereka menuntuk hak dan milik mereka. Wajah-wajah lumpur di Sidoarjo, wajah kusam sebagian saudara kita di Aceh, pemerkosaan, dan perzinahan yang dilakukan hampir tidak sembunyi-sembunyi lagi, psk, pejabat koruptor, kemiskinan,dan persoalan sosial lainnya seperti pengangguran yang belum teratasi, mengingat sampai kini, jumlah lapangan pekerjaan yang ada, sama sekali belum sebanding dengan jumlah pencari kerja yang kian memperihatinkan. Dari tahun ketahun, hidup kita seolah diburu oleh rupiah. Banyak orang menyuarakan suara rakyat, namun ujung-ujungnya memperkaya diri dengan mengatasnamakan rakyat. Kadang kita rela menyembelih saudara kita, hanya untuk sebuah jabatan dan setumpuk uanga. Kita, kadang tanpa malu-malu__berani melacurkan diri hanya karen frustasi dengan "kemiskinan" diri. Padahal,bukan itu kemanusiaan kita. Akan tetapi, manusia yang baik itu, adalah manusia yang bisa memberi banyak manfaat untuk orang banyak.